Senin, 13 Agustus 2018

Angklung, Heritage of Original Sundanese Traditional Music


Get to know Angklung, Heritage of Original Sundanese Traditional Music

                                                 source: uzone.id


Angklung, this Sundanese original musical instrument is one of the cultural heritages that must be preserved. Coming from Kuningan Regency, this musical instrument made of bamboo has been recognized by UNESCO as a cultural heritage of Indonesia.
Do not know, then do not love. In order to love this very valuable inheritance, let's get to know angklung deeper. Many unique facts that you may not know about this instrument so far, and everything will be discussed here.

Angklung History

There is no definite record of when exactly angklung was created. But history records that in the 12th century, this instrument had begun to be used, that is, during the Sunda Kingdom.
This instrument is believed to be the caller of Dewi Sri to provide fertility for agricultural land. Usually, angklung is made of black bamboo and bamboo ater with various types of sizes that produce different music.



                                                      source: nuscac.net


After that, angklung developed into several types. One of them is the tone of angklung music by Daeng Sutigna, a resident of Citangtu, Kuningan who was the first person to create diatonic angklung music tones. Because Daeng Sutigna also, angklung can play various types of music, both traditional and modern.
Because Daeng Sutigna also, Kuningan Regency now calls itself Angklung Regency and has been established since 2010.

Angklung type

Not only one, but there are several types of angklung. Starting from Angklung Kanekes played by the Baduy community, Angklung Reyog played in Ponorogo, Angklung Banyuwangi, Angklung Bali, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrak played by the people of Bogor, Angklung Badeng played by the people of Garut, Angklung Buncis played by the people of Bandung, Angklung Padaeng which is typical of Kuningan, Angklung Toel, Angklung Sri Murni and Angklung Sarinade which have a round tone.



                                                       source: kata.co.id


How to Play Angklung

Different from angklung, the distinctive sound is also different. Likewise with the technique of playing it, driven in a different way, the tone will be different.
The most widely used technique for playing angklung is Karulung, which is to shake it to the left and right. The second way is to check, aka jerk it. And the Tangkep technique, which is similar to Karulung, but there is one tube that is held in order not to vibrate.
Kuningan Angklung Festival


                                                 source: kemenpar.go.id


There are many angklung festivals that have been held in West Java and Banten, as well as several other areas. But what will soon be held is the Kuningan Angklung Festival, which will be held on August 17, 2018.
Kuningan has repeatedly held angklung festivals and is always crowded with visitors. Not only from Kuningan area itself, but also from other regions who want to see firsthand the grand event of this traditional musical instrument.
Interested in witnessing this annual festival? You can go to Kuningan by train. The easiest way is to buy Indonesian train tickets to Cirebon. From here, then you can continue the trip by mini bus or elf to Kuningan.
Usually, when the angklung festival season arrives, Indonesian train tickets to Cirebon are always sold out. Therefore, you should prepare yourself for a long time so you don't run out. And be sure to buy at Traveloka which is already known as a trusted Indonesian train ticket agent.
Compared to other lines, the train to Cirebon and then on to Kuningan is the fastest and most affordable transportation option. With a limited budget, you can enjoy the thrill of the angklung festival in Kuningan and all the way to other places that are not less interesting in this area.

Minggu, 05 Agustus 2018

Liburan 2018


LIBURAN
Ditulis oleh M . Dwantara 8C

Setelah menyelesaikan ujian akhir tahun, libur sekolah tiba. Awalnya, kami tidak kemana-kemana, hanya melakukan seperti biasanya.  Tiba–tiba teman-teman SD saya mengajak saya bermain futsal 1 minggu setelah puasa selesai.

Kami menginap dirumah teman kami, setelah kami bermain futsal. Kami bermain futsal kurang lebih 1 jam. Setelah itu kami pulang kerumah teman kami dan bermain bola lagi disana. Kami beres – beres tempat rumah teman kami yang akan dipakai untuk tidur. Kami tidur kurang lebih jam 23.30, setelah itu kami bangun lagi jam 01.00 untuk menonton bola, yang kebetulan pada saat itu sedang ada piala dunia.

Setelah selesai menonton bola, kami semua tidak tidur lagi melainkan bermain bola yang pada saat itu masih jam 03.00. Kami bermain bola kurang lebih 1 jam. Kami berhenti setelah bola kami nyangkut. Setelah itu kami semua hanya bermain hp. Kami masing – masing pulang jam 09.00.

Besoknya, saya langsung diajak pergi oleh orangtuaku  ke Bandung. Kami disana sedang mencari kos–kosan yang pas untuk kakakku yang kebetulan baru diterima di Institut Teknologi Bandung.





                                        Institut Teknologi Bandung

Kami berangkat pukul 06.00. Pada pagi hari, jalan masih tidak terlalu padat. Tetapi saat kami mau sampai Bandung, jalanan tiba tiba menjadi sangat padat. Saat di pintu keluar tol, ternyata sangat padat. Kami menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam hanya pada pintu tol. Kami akhirnya sampai pada pukul 13.30 karena macet tadi.


                                                       Bandung

Kami check in di hotel pada pukul 13.40. Kami langsung menuju kos–kossan yang sudah didatangi dahulu oleh kakakku yang waktu itu mencari kos-kosan bersama teman – temannya. Kami belum menemukan kos–kosan yang pas untuk kakakku. Akhirnya kami mencari ke rumah–rumah yang sedang dikoskan. Akhirnya kami disarankan untuk pergi kerumah kosan yang di ujung pada jalan Tubagus Ismail 15 nomer 50. Ternyata rumahnya pas dengan kakakku. Karna langit sudah gelap , kami semua akan mengunjunginya besok lagi. Setelah kami semua mengunjungi kos – kosan tersebut kami langsung pulang. Setelah kami pulang aku langsung diajak bermain futsal lagi,  akan tetapi tidak menginap.

Kami bermain futsal lagi pada hari jumat setelah sholat jumat. Kami Bermain kurang lebih 15 orang. Kami bermain bergantian. Kami melawan kakak kelas sd dulu kami. Kami kurang lebih bermain futsal 1 jam .Setelah itu kami pergi kerumah teman kami yang waktu itu dipakai untuk menginap. Kami bermain bola juga disana, akan tetapi kami tidak menginap. Kami bermain bola kurang lebih 2 jam. Kami tidak menginap. Kami pulang kerumah masing – masing pada pukul  18.00. Ada diantara kami yang baru pulang jam 20.00.

Setelah kami semua pulang kerumah masing – masing . Waktu liburan hanya tersisa 2 hari , yaitu hari Sabtu dan Minggu . Pada hari Sabtunya aku harus mengikuti les terlebih dahulu . Setelah les selesai aku hanya di rumah melakuk kan hal – hal yang biasa saja , seperti hari – hari biasanya. Pada hari Minggu pun saya juga begitu , hanya melakukan hal – hal yang biasa saja. Paling saya hanya keluar rumah hanya untuk ke masjid pada waktu shubuh dan juga maghrib. Saya hanya menunggu di rumah . Malamnya, aku mempersiapkan barang–barang yang akan dibawa untuk besok, seperti alat tulis dan lain – lain.

Setelah liburan saya hanya menjalani hari seperti biasanya.
-      TAMAT   -